Senin, 26 Maret 2012

Perilaku Hidup Bersih Sehat

                 Perilaku hidup bersih sehat dan cuci tangan pakai sabun untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak bangsa perlu menyasar anak-anak SD. Sebab, jumlah anak-anak SD di Indonesia cukup besar, yakni 27,32 juta anak untuk dapat dipengaruhi memiliki perilaku hidup sehat sejak dini, serta jadi agen perubahan untuk menyosialisasikan hidup sehat pada teman sebaya dan keluarga.
"Upaya menjaga anak Indonesia tetap sehat lebih efektif dengan melakukan tindakan promotif dan preventif untuk memiliki periaku hidup bersih sehat (PHBS) dan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Ini cara termudah dan termurah," tutur Vice President Personal Care PT Unilever Indonesia Tbk, Deborah Sadrach, dalam peluncuran Dokter Kecil Award 2012 di Jakarta, Senin (26/3/2012).
Menurut Deborah, biaya 3,35 dolar AS untuk gerakan CTPS setara dengan 200 dolar AS untuk bangun sarana jamban di rumah tangga. Jadi, dampaknya luar biasa. "Upaya PHBS dan CPTS pada anak-anak SD kami nilai strategis. Anak-anak usai SD yang diajarkan dan dicontohkan perilaku hidup sehat jadi sasaran dan agen perubahan untuk sosialiasi bagi teman sebaya dan keluarga," kata Deborah.
Sejak 2004, PT Unilever Indonesia Tbk melalui Lifebuoy mendukung perilaku hidup sehat sejak dini di kalangan siswa, termasuk program dokter kecil. Saat ini sudah meliputi 10 provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prijo Sidipratomo mengatakan, menyasar siswa SD lewat program dokter kecil dapat mengintervensi perilaku siswa ke depan untuk hidup sehat. IDI mendukung program dokter kecil untuk membantu memelihara kesehatan masyarakat sejak dini.

Rabu, 13 Juli 2011

PENGERTIAN PACARAN!

Banyak dari kita yang sudah bahkan sering pacaran atau saat ini masih pacaran, tapi kita sendiri belum mengerti secara tekstual apa itu pacaran? hahha.. ayo kita gali lebih dalam lagi tentang pacaran..

Ada berbagai macam pengertian mengenai pacaran, tapi untuk yang satu ini penulis sengaja mengambil dari wikipedia. Biar penulis g dikatain ngawur dalam mengartikan pacaran meski penulis juga menulis oengertian pacaran menurut penulis.hihihi.. Karena konotasi pacaran itu sangat beragam dan tiap manusia punya pengertian sendiri mengenai pacaran.

Tulisan mengenai pacaran ini, benernya pengen saya tulis dalam berbagai macam bab. Bab I membahas dulu mengenai pengertian tentang pacaran, dan pada bab selanjutnya kita akan mblusuk lebih dalam lagi. Mengenai motivasi pacaran, pacaran jaman sekarang dan pacaran jaman dahulu. ga perlu dibahas halal atau haram pacaran, haram itu kan kalo merugikan diri sendiri dan orang lain. Selama pacaran itu masih mengundang aura positif, why not? hhahaha. Moga nasih ada yang tidak bersentuhan dalam berpacaran. wkakkaakk

SELAMAT MENGERTI

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia. Ini merupakan proses pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Dalam pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kecan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah direncana, maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan kencan buta.

Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Pembedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; (atau) berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani; (atau) menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut (lihat halaman 542) adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran)

kalo menurut penulis sih, pacaran itu adalah proses mengenal lawan jenis kita lebih dekat melalui rasa suka yang kita miliki terhadap lawan jenis kita. Dimana rasa suka itu mendapat respon positif dari lawan jenis yang kita suka, hinnga dia mau menerima kita menjadi pacar (menjalin hubungan lebih dekat dan bukan hanya sekedar teman atau sahabat so something spesial gitulah).

GIMANA SICH CARANYA BERPACARAN YG SEHAT?

YANG namanya pacaran pasti ada efeknya sama kehidupan kita. Bisa positif, bisa juga negatif. Tergantung kita yang melakoninya. PACARAN sih boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran “sehat” harus jadi pilihan kita kalau enggak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?…
 1. Sehat fisik

Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)

2. Sehat emosional

Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.

3. Sehat sosial

Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?

4. Sehat seksual

Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.

Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.

Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.

Apa saja yang mem
engaruhi perilaku seksual remaja?

1. Faktor Internal


Pengaruh yang berasal dari dalam diri kita.

Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.

Menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yang matang.

2. Faktor Eksternal

Perilaku seks di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:

Kemampuan orangtua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seks.

Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.

Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita.

Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi enggak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you.

Aman dan Awet

Agar pacaran kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam pacaran, bukan enggak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Wajar kok, asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.

Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita enggak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

Tiga model komunikasi:

1. Pasif

Kita sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan enggak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita enggak mau.

2. Agresif

Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang lain.

3. Asertif

Gaya komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.

Cara berkomunikasi enggak cuma memengaruhi keberhasilan kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan.(Kompas)

KASIH MAKAN YA . . .